PENYEBAB AKI RUSAK PADA SEPEDA LISTRIK DAN SEPEDA MOTOR LISTRIK
Aki
adalah komponen paling utama dalam kendaraan listrik. Selain paling utama dalam
mensuplay energi aki juga adalah komponen yang paling mahal dalam kendaraan
listrik. Banyak sekali kendaraan listrik yang hanya mangkrak karena si pemilik
kaget dengan harga aki. Harga aki per biji saat ini sekitar RP.400.000 an, jika
dalam 36V sudah 1.2jt , jika dalam 48V maka sudah Rp1.600.000 an Memang terasa
tinggi, tapi itu adalah ibarat kita membeli bahan bakar minyak (Bensin) selama
3 tahun. Wajar bukan?
sekumpulan aki rusak, karena pemakaian tidak bijak
Kenapa aki itu mahal?, karena setara membeli bahan bakar minyak selama
3 tahun dalam satu waktu. Maka dari itu marilah kita bijak dalam menggunakan
aki, jangan sampai aki rusak kurang dari 3 tahun. Disinilah akan kita bahas apa
saja penyebab aki rusak pada kendaraan listrik. Khusus nya bentuk sepeda motor
listrik dan sepeda kayuh listrik.
HAL YANG MENYEBABKAN RUSAK AKI / BATERAI SOLID LEAD ACID (SLA)
1. Kendaraan
selalu digunakan untuk kebut gas full
Ngebut bukan berarti selamanya adalah
kecepatan tinggi melaju di jalan raya. Istilah ngebut dalam kendaraan listrik
lebih ke arah memutar gas secara full, atau memaksa kendaraan melaju sesuai
batas maksimal kekuatannya.
Hal ini sangat tidak bijak kepada aki
karena aki akan mengeluarkan energy amper (A) yang melebihi satuan kapasitas
Amperhour (AH) nya. Maksudnya bagaimana?.
Misal sepeda listrik 250W-350W merk Selis, sunrace , super rider, evergreen,
dsb: kendaraan tersebut menggunaka aki kapasitas 12AH, sementara dalam kondisi
gas full amper yang mengalir adalah 15-16A. Mudah dipahami, titik awal penyebab
aki golongan SLA adalah penggunaan amper kerja yang terlalu besar.
Sering digunakan untuk boncengan.
Dalam satu sepeda listrik dinaiki dua
orang, maka konsumsi energy listrik pun juga membutuhkan untuk mengangkut 2
orang juga. Jika sebuah motor bensin BBM digunakan sendiri maupun boncengan
borosnya tidak terasa. Namun di kendaraan listrik akan sangat terasa borosnya. Efisiensi
energy ketika boncengan lebih rendah daripada dinaiki sendiri. Sepeda listrik
dipakai boncengan akan membuat amper kerja lebih besar hingga maksimal batas
kekuatan sepeda listrik.
Sering melewati medan tanjakan
Melewati tanjakan sama hal nya membuat
sepeda listrik kerja keras. Oleh karena itu wajar jika di daerah yang medannya
banyak tanjakan jarang ditemui dealer/ toko sepeda listrik disana. Untuk kendaraan
listrik model 250W sampai 800W memang tidak diperuntukkan melewati medan
tanjakan. Lalu kalau dipaksa sering
melewati tanjakan efeknya apa pada aki?. Jawabannya adalah kapasitas aki
cepat habis, dan aki cepat habis pula masa pakainya. Tidak efektif kan?. So jika ada jalan lain memutar yang lebih
landai, pilihlan jalan lain saja daripada melibas tanjakan.
2. Memakai
hingga kapasitas baterai habis total
Jika kita mendengar tips seperti ini:
Melakukan charging aki harus menunggu
habis dulu, baru boleh di cas. Percayalah kalau itu HOAX dan SESAT untuk aki SLA kendaraan listrik.
Metode charging yang harus menungu
kapasitas habis dahulu hanya berlaku untuk baterai golongan NiCd yang memiliki
memory effect. Di jaman sekarang kendaraan listrik menggunakan SLA , bukan NiCd.
Membuat baterai mengalami kehabisan total adalah hal yang menyebabkan aki cepat
rusak, dan cepat habis masa pakai nya. Jadi selagi ada kesempatan charging,
lakukan charging saja tanpa harus menunggu kapasitas habis dahulu. Tapi ingat, metode charging harus sesuai
dengan poin paling bawah sendiri nanti.
Memakai sepeda listrik untuk jarak jauh
dalam sekali waktu.
Mari kita menengok tentang apa itu Hour
rate (Hr). Dimana sebuah aki memiliki mas efektif dihabiskan dari penuh sampai
habis itu minimal berapa jam. Selengkapnya tentang apa itu Hour rate aki bisa
diliha disini: Arti Kode HR pada aki kendaraan listrik.
Masa efektif aki sepeda listrik dari
full lalu dipakai hingga habis minimal adalah 20 jam. Jadi kita tidak boleh
menghabiskan kapasitas kurang dari 20 jam. Jika
dilanggar efeknya apa?, ya aki nya cepat rusak
Melakukan perjalanan jauh dalam satu
kali jalan, misal 30-60 km perjalanan. Tentu baterai akan habis hanya dalam 2-4
jam saja. Dan itu adalah perlakuan tidak baik terhadap baterai. Jikalau memang
harus sering pergi jarak jauh sekali jalan, gunakanlah golongan baterai Lithium
yang berani habis dalam 1 jam tanpa rusak. Dan gunakanlah kapasitas besar
supaya tidak kehabisan energy di tengah perjalanan.
3. Memakai
untuk jalan, padahal kapasitas aki sudah habis.
Baterai
habis tapi dipaksa untuk jalan, apa bisa ini?. Ada
bahkan banyak yang melakukan ini. Sepeda listrik yang sudah kehabisan baterai
hingga jalannya pelan/ patah-patah dipaksa untuk berjalan. Hanya karena atas
dasar belum sampai rumah atau tempat tujuan. Ketika kita mengalami hal ini
lebih baik sudahi saja yang mengendarai sepeda listrik. Segera cari colokan
listrik untuk charging aki. Atau call gojek untuk untuk pulang bawa aki nya dan
di cas di rumah.
Karena memaksa baterai berkerja ketika
kondisi sudah habis adalah perbuatan membunuh baterai yang paling exstreem.
4. Kendaraan
listrik didiamkan dalam waktu lama, dalam kondisi baterai kosong.
Singkronisasi kelanjutan poin nomor 3. Aki
yang didiamkan dalam waktu lama dan kondisi kosong memang membuat sel-sel
baterai tidak sehat. Hal ini bisa jadi
berpotensi poin 3 terjadi, misal ketika mau dipakai kendaraanya tapi baterai
kosong dan tetap dipaksakan untuk jalan.
Jadi kesimpulannya sehabis pakai sepeda
listrik, langsung di charger tidak masalah, tidak perlu menunggu dingin dahulu.
Tips Melakukan charging yang harus
menunggu baterai dingin hanya berlaku untuk golongan lithium saja, dan itupun
jenis fast charging. untuk SLA tidak berlaku.
5. Melakukan
charging dalam waktu lama sejak baterai kosong/habis.
lebih
baik pakae sedikit lalu cas sebentar.
Jika
ada yang mengatakan: aki kalau belum habis jangan di cas dulu nanti cepet
rusak, percayalah itu HOAX untuk
kendaraan listrik. Logikanya begini:
ü Jika aki Cuma dipake sebentar maka
kapasitasnya sisa nya masih banyak kan?
ü Lalu proses charger jika kapasitas aki
masih banyak, kira-kira lama tidak proses charging nya?, Cuma sebentar kan?. 20
menitan paling udah penuh
ü Proses charger yang sebentar VS proses
charger yang lama lebih adem yang mana? Lebih adem yang sebentar kan?, Cuma 20
menit, paling lama 40 menit lah tidak akan membuat baterai dan charger kerja
keras.
ü Sekarang bayangkan jika dari habis total
yang butuh 6 hingga 8 jam charging, lebih panas mana coba?
ü Lalu nungguin cas kalau 8 jam itu lama
tidak? Ujung-ujung nya Cuma ditinggal tidur dan besok pagi nya aki sudah
melembung semua. Aki akalau sudah melembung itu artinya rusak total, alias
minta ganti baru. Jadi mahal kan?
Jadi kesimpulannya disini, jika memang
terpaksa melakukan charging dari baterai habis total, Sebaiknya dilakukan
bertahap. Contoh jika baterai penuh dalam waktu 6 jam. Maka lakukan charging 2
jam sekalam 3 kali dalam waktu yang berbeda. Diberikan jeda dulu setiap selang
2 jam supaya aki tetep dingin. Dengan melakukan hal ini maka potensi aki
melumbung lebih terminimalisir.
Overcharging= aki melembung
Aki melembung disebabkan karena suhu sel
dan cairan electrolit yang panas. Sehingga menyebabkan penguapan cairan aki. Penguapan
cairan yang terlalu berlebih membuat jalur katup pada aki tidak bisa
menghandle. Jika katup pada aki sudah
macet dan rusak maka tekanan uap akan menekan dinding aki, Dan terjadilah
melebung. Aki yang sudah melembung bisa dikatakan rusak total kondisinya. Habis
masa pakai dalam seketika, ibarat tangki motor Bensin yang sudah bocor. Yang terjadi
adalah aki Minta ganti baru. Jadi mari kita bijak dalam durasi masa charging ,
jangan terlalu lama sejak dari kosong, dan jangan overcharging.
aki yang melembung
6. Charging
yang selalu berambisi harus penuh total.
Charging yang berambisi selalu penuh
total masih banyak terjadi di masyarakat. Belum mantep dan puas kalau belum
penuh total. Ini adalah hal yang salah juga. Men-charging aki tidak harus
berambisi full 100% , cukup kita isi 90-95% sudah bagus.
Mengandalkan lampu hijau pada automatic
charger juga belum tentu aman, karena hanya charger yang kualitas bagus saja
yang memiliki fitur automatic cut off yang bisa dipercaya. Untuk charger yang
model cina-cina an memang tidak sepenuhnya bisa dipercaya fitur automatic cut
off lampu hijau nya.
Jadi kesimpulannya gunakanlah kelas
charger yang bagus, atau jika charger sudah terlanjur kualitas biasa-biasa saja
maka gunakanlah timer.
SEMOGA BERMANFAAT
Salam Go Green.
Terima kasih atas bantuan penjelasanya
BalasHapusSemoga ilmu yang di berikan bermanfaat
Mengenai sepeda listrik.
thanks gan
HapusInformasi bagus untuk pengguna motor listrik,krn skrg sdh mulai bnyak yg beli,terima kasih
BalasHapusthanks gan..
HapusBermanfaat sekali gan, thanks
BalasHapusthanks gan
HapusMas,kalo motor listriknya 4 batre 12v di cas full, trs kan voltasenya 52 ya, baru di pakai sbntr saja tp tdk bsa di gas itu rusak di baterainya jg ya?
BalasHapusselain cek baterai, tetap harus cek bagian lainnya juga.
Hapusoiya bang, kalau kita punya charger 72V20AH namun ternyata motor listrik hanya kapasitas 60V20AH apakah bisa merusak baterai selama proses cas atau aman-aman saja?
BalasHapusTrimksih masuknnya bang.... Sangt bermanfaat karena smkin bnyk yg mnggunkn kndrn listtik dan sbgian bsar kami orang2 yg awam gak ngrti tntang elektronik 👏👏👌👌🙏🙏🙏🙏
BalasHapuswaduh selis saya kok baru 7 bulan kayaknya udah soak bang, biasanya kuat sampai 40km sekarang cuman kuat 17an km. tapi jarak tempuh selisnya udah 1800km an baru 7 bulan.
BalasHapus